|
|
DOA BELIA.u
WASIAT untuk Anak dan Cucu Keturunanku {HAFALKAN !!!}
Ya Allah S.W.T
Berikanlah aku (Nuky Rusianto) umur yang panjang selalu
Ampunilah dosa - dosaku
Terimalah segala amal ibadahku
Jauhkanlah dari siksa kuburku
Lancarkanlah Sirotol Mustaqimku
Dekatkanlah dengan Malaikat yang baik hati dan lemah lembut Malaikat Jibril, Mikail dan Ridwan
Masukkan SyurgaMU
Buatkanlah rumah yang indah, rumah yang megah dan rumah yang istimewa
di DUNIA maupun di AKHIRAT
Cukupilah segala kebutuhanku di SyurgaMU
Ya Allah S.W.T
Berikanlah aku (Nuky Rusianto) umur yang panjang selalu
Lebihkanlah Rizqiku
Lebihkanlah Timbangan Akhiratku (Nilaiku)
Lebihkanlah AURAku
Lebihkanlah Kharismaku
Lebihkanlah Wibawaku
Lebihkanlah ILMUku
Lebihkanlah daya tarikku
Lebihkanlah derajatku
Lebihkanlah kekayaanku
Lipat gandakan hartaku
Lebihkanlah Warisanku
Lancarkanlah Sirotol Mustaqimku
Dekatkanlah dengan Malaikat yang baik hati dan lemah lembut Malaikat Jibril, Mikail dan Ridwan
Masukkan SyurgaMU
Buatkanlah rumah yang indah, rumah yang megah dan rumah yang istimewa
di DUNIA maupun di AKHIRAT
Cukupilah segala kebutuhanku di SyurgaMU
Ya Allah S.W.T
Mudahkanlah urusan dunia dan akhirat
Muhammad Yuki Sakti Airlangga
{Maulana Muhammad Al Mahdi Yuki Sakti Airlangga}
Cariza Nadira
Nafiz Arakata
dan
Sakura
"AMIEN (Semoga Allah S.W.T mendengarku dan mengabulkanku)"
“Allahummah dini fi man hadait, wa ‘afini fiman ‘afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barik li fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yazillu man wa lait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, fa lakal hamdu a’la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam”
“Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
(1) mengusir setan.
(2) mendatangkan ridho Ar Rahman.
(3) menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
(4) hati menjadi gembira dan lapang.
(5) menguatkan hati dan badan.
(6) menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
(7) mendatangkan rizki.
(8) orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
(9) mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.
(10) mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.
(11) mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
(12) seseorang akan semakin dekat pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Alalh ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.
(13) semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.
(14) mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.
(15) meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
(16) hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟
“Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”
(17) hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.
(18) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.
(19) menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
(20) menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir pada Allah.
(21) ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
(22) jika seseorang mengenal Allah dalam keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
(23) menyelamatkan seseorang dari adzab neraka.
(24) dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
(25) dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
(26) majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
(27) orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
(28) akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
(29) karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
(30) sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
(31) dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
(32) dzikir adalah tanaman surga.
(33) pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.
(34) senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)
(35) dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.
(36) dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.
(37) dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.
(38) orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)
وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249)
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah: 40)
(39) dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.
Sebagaimana terdapat dalam hadits,
مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ
“Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.”[1]
(40) dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,
« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”[2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.
(41) makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.
(42) hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berdzikirlah pada Allah.
Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”
Karena hati ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah ‘azza wa jalla.
(43) dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.
Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”
(44) tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.
(45) dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab: 41-43)
(46) dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.
(47) dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.
(48) dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.
(49) dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Itulah karena disertai dengan dzikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.
(50) orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)
(51) jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.
ASMAUL HUSNA
Amalan RUTIN yang Mulia di sisi dan arsy - NYA
1. الرحمن = Ar Rahman
Artinya: Yang Maha Pengasih
2. الرحيم = Ar Rahiim
Artinya: Yang Maha Penyayang
3. الملك = Al Malik
Artinya: Yang Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)
4. القدوس = Al Quddus
Artinya: Yang Maha Suci
5. السلام = As Salaam
Artinya: Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. المؤمن = Al Mu'min
Artinya: Yang Maha Memberi Keamanan
7. المهيمن = Al Muhaimin
Artinya: Yang Maha Mengatur
8. العزيز = Al 'Aziiz
Artinya: Yang Maha Perkasa
9. الجبار = Al Jabbar
Artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan
10. المتكبر = Al Mutakabbir
Artinya: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran
11. الخالق = Al Khaliq
Artinya: Yang Maha Pencipta
12. البارئ = Al Baari'
Artinya: Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)
13. المصور = Al Mushawwir
Artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14. الغفار = Al Ghaffaar
Artinya: Yang Maha Pengampun
15. القهار = Al Qahhaar
Artinya: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu
16. الوهاب = Al Wahhaab
Artinya: Yang Maha Pemberi Karunia
17. الرزاق = Ar Razzaaq
Artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki
18. الفتاح = Al Fattaah
Artinya: Yang Maha Pembuka Rahmat
19. العليم = Al 'Aliim
Artinya: Yang Maha Mengetahui
20. القابض = Al Qaabidh
Artinya: Yang Maha Menyempitkan
21. الباسط = Al Baasith
Artinya: Yang Maha Melapangkan
22. الخافض = Al Khaafidh
Artinya: Yang Maha Merendahkan
23. الرافع = Ar Raafi'
Artinya: Yang Maha Meninggikan
24. المعز = Al Mu'izz
Artinya: Yang Maha Memuliakan
25. المذل = Al Mudzil
Artinya: Yang Maha Menghinakan
26. السميع = Al Samii'
Artinya: Yang Maha Mendengar
27. البصير = Al Bashiir
Artinya: Yang Maha Melihat
28. الحكم = Al Hakam
Artinya: Yang Maha Menetapkan
29. العدل = Al 'Adl
Artinya: Yang Maha Adil
30. اللطيف = Al Lathiif
Artinya: Yang Maha Lembut
31. الخبير = Al Khabiir
Artinya: Yang Maha Mengenal
32. الحليم = Al Haliim
Artinya: Yang Maha Penyantun
33. العظيم = Al 'Azhiim
Artinya: Yang Maha Agung
34. الغفور = Al Ghafuur
Artinya: Yang Maha Memberi Pengampunan
35. الشكور = As Syakuur
Artinya: Yang Maha Pembalas Budi (menghargai)
36. العلى = Al 'Aliy
Artinya: Yang Maha Tinggi
37. الكبير = Al Kabiir
Artinya: Yang Maha Besar
38. الحفيظ = Al Hafizh
Artinya: Yang Maha Memelihara
39. المقيت = Al Muqiit
Artinya: Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. الحسيب = Al Hasiib
Artinya: Yang Maha Membuat Perhitungan
41. الجليل = Al Jaliil
Artinya: Yang Maha Luhur
42. الكريم = Al Kariim
Artinya: Yang Maha Pemurah
43. الرقيب = Ar Raqiib
Artinya: Yang Maha Mengawasi
44. المجيب = Al Mujiib
Artinya: Yang Maha Mengabulkan
45. الواسع = Al Waasi'
Artinya: Yang Maha Luas
46. الحكيم = Al Hakim
Artinya: Yang Maha Bijaksana
47. الودود = Al Waduud
Artinya: Yang Maha Mengasihi
48. المجيد = Al Majiid
Artinya: Yang Maha Mulia
49. الباعث = Al Baa'its
Artinya: Yang Maha Membangkitkan
50. الشهيد = As Syahiid
Artinya: Yang Maha Menyaksikan
51. الحق = Al Haqq
Artinya: Yang Maha Benar
52. الوكيل = Al Wakiil
Artinya: Yang Maha Memelihara
53. القوى = Al Qawiyyu
Artinya: Yang Maha Kuat
54. المتين = Al Matiin
Artinya: Yang Maha Kokoh
55. الولى = Al Waliyy
Artinya: Yang Maha Melindungi
56. الحميد = Al Hamiid
Artinya: Yang Maha Terpuji
57. المحصى = Al Muhshii
Artinya: Yang Maha Mengalkulasi (menghitung segala sesuatu)
58. المبدئ = Al Mubdi'
Artinya: Yang Maha Memulai
59. المعيد = Al Mu'iid
Artinya: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. المحيى = Al Muhyii
Artinya: Yang Maha Menghidupkan
61. المميت = Al Mumiitu
Artinya: Yang Maha Mematikan
62. الحي = Al Hayyu
Artinya: Yang Maha Hidup
63. القيوم = Al Qayyuum
Artinya: Yang Maha Mandiri
64. الواجد = Al Waajid
Artinya: Yang Maha Penemu
65. الماجد = Al Maajid
Artinya: Yang Maha Mulia
66. الواحد = Al Wahid
Artinya: Yang Maha Tunggal
67. الاحد = Al Ahad
Artinya: Yang Maha Esa
68. الصمد = As Shamad
Artinya: Yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta)
69. القادر = Al Qaadir
Artinya: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. المقتدر = Al Muqtadir
Artinya: Yang Maha Berkuasa
71. المقدم = Al Muqaddim
Artinya: Yang Maha Mendahulukan
72. المؤخر = Al Mu'akkhir
Artinya: Yang Maha Mengakhirkan
73. الأول = Al Awwal
Artinya: Yang Maha Awal
74. الأخر = Al Aakhir
Artinya: Yang Maha Akhir
75. الظاهر = Az Zhaahir
Artinya: Yang Maha Nyata
76. الباطن = Al Baathin
Artinya: Yang Maha Ghaib
77. الوالي = Al Waali
Artinya: Yang Maha Memerintah
78. المتعالي = Al Muta'aalii
Artinya: Yang Maha Tinggi
79. البر = Al Barru
Artinya: Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)
80. التواب = At Tawwaab
Artinya: Yang Maha Penerima Taubat
81. المنتقم = Al Muntaqim
Artinya: Yang Maha Pemberi Balasan
82. العفو = Al Afuww
Artinya: Yang Maha Pemaaf
83. الرؤوف = Ar Ra'uuf
Artinya: Yang Maha Pengasuh
84. مالك الملك = Malikul Mulk
Artinya: Yang Maha Penguasa Kerajaan (semesta)
85. ذو الجلال و الإكرام = Dzul Jalaali WalIkraam
Artinya: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. المقسط = Al Muqsith
Artinya: Yang Maha Pemberi Keadilan
87. الجامع = Al Jamii'
Artinya: Yang Maha Mengumpulkan
88. الغنى = Al Ghaniyy
Artinya: Yang Maha Kaya
89. المغنى = Al Mughnii
Artinya: Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. المانع = Al Maani
Artinya: Yang Maha Mencegah
91. الضار = Ad Dhaar
Artinya: Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. النافع = An Nafii'
Artinya: Yang Maha Memberi Manfaat
93. النور = An Nuur
Artinya: Yang Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya)
94. الهادئ = Al Haadii
Artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. البديع = Al Badii'
Artinya: Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya
96. الباقي = Al Baaqii
Artinya: Yang Maha Kekal
97. الوارث = Al Waarits
Artinya: Yang Maha Pewaris
98. الرشيد = Ar Rasyiid
Artinya: Yang Maha Pandai
99. الصبور = As Shabuur
Artinya: Yang Maha Sabar
Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asmaul husna adalah nama-nama milik Allah yang baik lagi indah. Alllah memiliki nama-nama yang baik, asmaul husna. Jumlah asmau husna di Al Quran ada 99, meskipun sebenarnya jumlah nama-nama-Nya lebih dari itu. Ada nama Allah yang disimpanNya dalam ilmu gaib disisiNya.
merangkum, dalam Al Quran Allah Ta’ala telah memberitahukan nama - nama-Nya yang sangat mulia dan indah, dan
apabila kita berdoa dengan menyebut salah satu nama-nama Allah tersebut maka doa yang kita panjatkan akan diijabah atau dikabulkan oleh Allah Ta’ala.
Allah berfirman,
“Allah mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah SWT), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul-husna itu.” (QS. Al-A’raf:180)
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”.
(QS. Al Isra’: 110)
“Dialah Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Dia mempunyai al-asmaul-husna (nama-nama yang baik)”.
(QS. Thaha:8)
Dari Abu Hurairah ra ia berkata Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allah s.w.t mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam syurga”.
(Riwayat Bukhari).
Mengamalkan Asmaul Husna
Mengamalkan asmaul husna sebagai amalan yang paling berharga. Mengagungkan nama Allah merupakan sebagai bentuk kecintaan kita kepada Pemilik Semesta ini. Mengamalkan Asmaul Husna juga memberikan kebaikan bagi hati kita akan memiliki kesempurnaan takut kepada Allah Ta’ala dan akan selalu menunaikan kewajibannya sebagai hamba atau ciptaan-Nya.
Syekh Shâlih al-Ja’fari, adalah sebagaimana Asma’ yang disebut. Disebutkan dalam kitab Khawwâsh
Asmâ’ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât,
“Menyebut Asma’ul Husna bermanfaat bagi (urusan) dunia, agama, dan akhirat, dan zikirnya dinamakan kumpulan kebaikan-kebaikan, kunci-kunci keberkahan, dan singkapan kejelasan. Tidaklah kesulitan yang ditekuni dengan Asma’ul Husna melainkan Allah lapangkan kesulitannya, tidaklah hutang melainkan Allah tunaikan hutangnya, tidaklah kekalahan melainkan Allah akan menolongnya, tidak orang yang dizalimi melainkan Allah kembalikan kezalimannya, tidaklah orang yang sesat melainkan Allah beri petunjuk, tidaklah orang yag sakit melainkan Allah sembuhkan penyakitnya, tidaklah kegelapan hati melainkan Allah terangi hatinya dengan Asma’ul Husna.” (Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ` ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a, Cet. Ke-3 2011, Hal. 17).
Keutamaan Asmaul Husna
Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, asmaul husna memiliki keutamaan yang luar biasa. Mulai terkabulnya doa yang menggunakan asmaul husna hingga pahala surga bagi yang mengamalkannya.
Berikut ini keutamaan asmaul husna, diantaranya.
1. Doa dengan Asmaul Husna Akan dikabulkan Allah SWT
Berdoa dengan menyebut dan mengagungkan nama Allah, baik secara keseluruhan atau disesuaikan dengan konteks doanya akan membawa keutamaan dikabulkan doanya. Allah SWT juga telah memerintahkan kita berdoa dengan menyebut namaNya.
Allah berfirman,
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasaan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. Al-A’raf: 180)
2. Rasulullah menganjurkkan mempelajarinya
Ketika menjelaskan Surat Al- A’raf ayat 180 dalam tafsirnya. Ibnu Katsir mencantumkan hadist tentang doa asmaul husna. Mendengar sabda Rasulullah, seorang sahabat bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Benar, dianjurkan bagi setiap orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya.”
(HR. Ahmad).
3. Masuk
Syurga
Keutamaan asmaul husna yang luar biasa adalah siapa yang hafal 99 asmaul husna dan meruninginya, ia akan masuk surge. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghafalnya ia akan masuk surge.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menerngkan, pengertian dari ahshoohaa adalah menghitung, menghafal, dan merenungi maknanya.
Dari yang diterangkan oleh Syaikh Abdul Aziz Bin Baz ada 3 poin penting tersebut yang perlu dipahami, diantaranya.
4. Merenungkan akan makna dari Asmaul Husna tersebut
Kita dianjurkan untuk merenungkan makna dari Asmaul Husna, seperti contoh Ar-Rahman yakni maha pengasih, kita renungkan bahwasannya Allah Ta’ala itu adalah zat yang maha mengasihi semua makhluknya tanpa terkecuali dan kita mengimani akan hal tersebut.
5. Menghafalkan Asmaul Husna
Keutamaan dari menghafal Asmaul Husna adalah kita akan menjadi manusia yang lebih rendah diri dan rendah hati, karena setelah kita merenungkan dan menghafal setiap nama-nama Allah yang mulia (Asmaul Husna) kita akan tersadar bahwasanya kita adalah makhluk yang amat lemah dan tak punya daya upaya kecuali atas pertolongan Allah.
6. Mengamalkan isi kandungan dari Asmaul Husna
Kita dianjurkan untuk mengamalkan isi kandungan atau makna dari setiap Asmaul Husna, seperti contoh Allah adalan zat yang maha pengampun maka sudah sepantasnya kita sebagai makhluk-Nya harus memiliki sifat yang mudah memaafkan.
Allah Ta’ala yang maha besar adalah zat yang maha pengampun kenapa kita sebagai makhluk yang sejatinya lemah tidak memiliki sifat pemaaf terhadap sesama. Jadi, bukan hanya menghafalkannya terus kita akan masuk surga, namun kita butuh pengamalan akan asma Allah tersebut.
Perlu kita ketahui, keutamaan asmaul hhusna bukan sekedar mengetahui dan menyebut namaNya saja. Kita harus merenungkan, menghafalkan, dan mengamalkan isi kandungan yang terdapat di asmaul husna. Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang terbaik, yakni selamat dunia dan akherat. Aamiin
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
(Red pc27)
***** BUSINESS GREETINGS *****
Company [Enterprise] <Perseroan> {NRi PSM Group international}
General Supplier and Contractor
SK.MENKEH & HAM RI AHU-0052706-AH.01.15 Tahun 2019
SK.MENKEH & HAM RI C-484.HT.03.01-th.03-INFINITY.SK.PSPN 2099/ORG/PEN/13.
SIUP : 503/10764.4/436.6.11/2013-INFINITY
NIB 9120207751094
Foundation [Yayasan] PETUAH ORANG TUA PEDULI IDE
Education, Social and Health Foundation
Acting Prosecutor Prof.DR.Dr.Hc.KH.Abdul Rasyid,S.H.,M.Hum.,MM.,PhD
Ref.RM.79318728 Ref.RM.SD002801
Notary Deed Herman Soesilo, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-1815.HT.03.01-Th.2002.Tanggal 08 November 2002
SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 502-XVII-2006. Tanggal 18 Desember 2006
Tanggal 1 Agustus 2013. Nomor. 4
Institution [Lembaga] PERKUMPULAN PEMUDA PEDULI IDE
Contractor and Consultant
Yang Berhubungan dengan Industri (YBDI)
Notary Deed Dadang Koesboediwitjaksono, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-484.HT.03.01 – Th. 2003
Tanggal 21 Februari 2008. Nomor. 5
NPWP:72.743.537.2-615.000
Post a Comment